Ritaebang Siap Tangani Bencana: BPBD Flores Timur Bentuk Pasukan Mitigasi dari Warga Sendiri
Suara Flores- Menghadapi ancaman abrasi pantai serta erosi semakin mengkhawatirkan akibat banjir, warga Kelurahan Ritaebang di Kecamatan Solor Barat, Kabupaten Flores Timur, Propinsi Nusa Tenggara Timur dengan tegas menolak pasif.
Pada hari Jumat tanggal 13 Juni 2025 pada pukul Waktu Tenggara Barat (+9), Aula di kantor Lurah Ritaebang berubah menjadi tempat fokus untuk membangkitkan antusiasme dalam rangkaian acara pelatihan tentang penanganan serta pengurangan bencana dengan tema "Meningkatkan Siap-siap Lingkungan Secara Bersama". Acara ini diprakarsai oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Flores Timur.
Dibimbing secara langsung oleh Yohanes B. Polen Hayon, S.Sos—yang lebih dikenal dengan nama panggilan Yoris Hayon, sebagai Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan di BPBD—pelatihan ini menyajikan konten terperinci seputar kesiapan siaga, analisis potensi bahaya, serta taktik pengungsian mandiri yang didasarkan pada masyarakat setempat.
Ikut serta membantu adalah Antonius Suban Keban, tenaga ahli dari BPBD yang menyampaikan arahan praktis kepada para peserta.
Kejayaan acara ini diperkuat oleh kehadiran seluruh staf dari kelurahan tersebut, mencakup Kepala Lingkungan serta para Ketua RT dan RW, mereka bertindak sebagai wakil-wakil terdekat bagi masyarakat sekitar.
Partisipasi mereka mengindikasikan bahwa persiapan terhadap bencana tidak hanya menjadi tanggung jawab beberapa pihak saja, tetapi merupakan komitmen bersama yang harus dijalankan oleh semua sektor dalam masyarakat.
"Bencana tak mengenal waktu dan lokasi. Namun, kita memiliki kebebasan untuk menentukan apakah akan siap atau tidak. Dan Ritaebang telah membuat keputusan: kita harus siap," tegas Yoris Hayon dalam pesannya saat menyampaikan materi tersebut.
Lurah Ritaebang, Hironimus Beda Niron, S.Sos, membuka acara tersebut dengan sepenuh hati terhadap ide-ide yang diajukan oleh masyarakat. Dia menegaskan bahwa tim penanganan bencana di tingkat kelurahan akan segera dibentuk sebagai tindakan nyata berdasarkan hasil pelatihan ini.
"Keberadaan para Ketua RT, RW, dan Kepala Lingkungan pada hari ini tidak hanya bersifat simbolik. Ini merupakan titik awal bagi kami di garda depan untuk menghadapi musibah," jelas Lurah Hironimus.
Dari Sisi Pantai, Satu Pergerakan Diawali
Pada pantai Ritaebang, abrasi serta erosi sudah sejak dulu menjadi masalah yang muncul setiap tahun, terutama ketika musim penghujan datang. Namun, kini tantangan tersebut tidak lagi disambut dengan sikap menyerah, tetapi justru menggunakan pengetahuan, perencanaan, dan kerja sama bersama-sama.
Kehadiran aparatur desa dalam acara pelatihan tersebut pun menjamin bahwa data serta persiapan siap menggapai tiap pojok rumah, gang, dan sekitar.
Pelatihan ini tidaklah berakhir di sini, melainkan menjadi awal untuk menciptakan suatu budaya baru yaitu budaya yang peka terhadap risiko serta sigap menghadapi bencana. BPBD Flores Timur sudah memulai dengan menyalaikan api penggerak tersebut, dan masyarakat Ritaebang saat ini siap untuk mendistribusikannya hingga ke semua daerah pantai. ***
No comments