Renungan Harian: "Sumpah Menegaskan Kebenaran" - Jumat, 14 Juni 2025
Renungan Harian Katolik
Sabtu, 14 Juni 2025
Oleh: Pater Fransiskus Funan Banusu SVD
SUMPAH MENEGASKAN KEBENARAN
(2Kor 5:14-21; Mzm 103:1-2.3-4.8-9.11-12; Mat 5:33-37)
"Lebih dari ya atau tidak berasal dari setan," demikian bunyi ayat Matius 5:37b. Yesus memberikan pengajaran tentang sumpah tersebut. Menurutnya, sumpah adalah suatu tindakan yang kudus.
Karena tu Yesus mengatakan kepada para murid-Nya: "Jangan sekali-kali bersumpah." Sumpah sakral karena berkaitan dengan kebenaran yang hendak hidupi. Yesus mengajak para murid untuk fokus pada tugas kemuridan yaitu Injil Kabar Sukacita atau kebenaran.
Peran seorang siswa dalam menyebarkan atau melaporkan fakta. Menolak kenyataan sama saja dengan meragukan identitasnya sebagai seseorang yang taat kepada Tuhan.
Dengan mengucapkan sumpah, kami memperkuat keyakinan akan eksistensi Tuhan serta kebenaranNya di dalam hati kami.
"Bila iya, sebaiknya kalian mengatakan iya; bila tidak, sebaiknya kalian menyebut tak. Apapun di luar itu berasal dari setan." (Mat 5:37)
Kebenaran selalu unggul dalam segala hal. Allah merelakan Putra Tunggal-Nya mengalami kematian sebagai sebuah kebenaran untuk kehidupan dan keselamatan kita.
"Kristus sudah meninggal dunia demi setiap orang sehingga mereka yang masih bernapas tak lagi menghidupi diri sendiri tetapi hiduplah untuk-Nya yang telah mewakili kematian bagi mereka." (2Kor 5:15)
Yesus meninggal demi menyelamatkan kehidupan kita dari kematian. Untuk kami yang beriman kepada Kristus, rasa sesama dalam hal keselamatan harus ada di tengah-tengah kita.
Dengan bantuan Roh Yesus yang senantiasa memimpin kami dalam misi pengabadian, terang sekali bahwa masalah penyelamatan merupakan suatu pekerjaan kolektif yang wajib kita lakukan beriringan. Keabsahan keselamatan di dalam Yesus Kristus mesti kita pertahankan dengan penuh hormat.
Telah kami serahkan diri kami untuk diserasikan dengan Allah melalui Diri Yesus. Rasul-rasul, murid-murid beserta kami saat ini perlu tampil berani menyampaikan kesaksian mengenai Injil sebagai kabar kebaikan kepada sesamanya yang ada di dunia. Penyair Mazmur berkata, "Allah itu penuh belas kasihan dan penyayang, sangat sabar dan derma limpah."
"Tidak setiap saat Dia marah, dan bukan seumur hidupnya Dia menuduh." (Mazmur 103:8-9). Mari kita berjanji bahwa Yesus sebagai Anak Allah adalah kebenaran dalam hidup kita.
Apresiasi sepenuh hati terhadap apa yang kita yakini, kita wujudkan melalui tindakan dan tujuan kita. Jiwa kesahihan senantiasa meneman kami.
Semoga harinya produktif. Semuanya dikaruniai berkah oleh Tuhan. (RP. FF. Arso Kota, Sabtu/Minggu Biasa X/ C, 140625)
No comments