Kontroversi Qatar dan Arab Saudi Sebagai Tuan Rumah Kualifikasi Piala Dunia 2026, Indonesia Lagi-lagi Gagal

Makersware Misteri seputar negara tuan rumah babak empat besar Kualifikasi Piala Dunia 2026 di wilayah Asia telah terselesaikan. Di hari Jumat tanggal 13 Juni, AFC secara resmi memilih Qatar dan Arab Saudi menjadi penyelenggara untuk tahap penting ini yang berlangsung antara 8 sampai dengan 14 Oktober nanti.

Namun, alih-alih mendapat sambutan hangat, keputusan ini justru memicu gelombang kritik dan tanda tanya dari sejumlah pihak.

Penunjukan Qatar dan Arab Saudi tidak lepas dari kontroversi yang telah berembus sejak awal Juni. Media asal Arab Saudi, Asharq Al-Awsat, menjadi yang pertama melaporkan adanya rencana AFC menggelar babak keempat di dua negara Teluk tersebut. Kabar tersebut segera menyebar dan memunculkan protes, termasuk dari federasi sepak bola Irak dan Uni Emirat Arab.

Sebuah faktor penyulut amarah muncul dari pergantian aturan oleh AFC terkait dengan pemilihan tuan rumah. Pada awalnya, hanya dua tim teratas pada babak ketiga yang memiliki hak untuk mencalonkan diri menjadi tuan rumah. Tetapi tiba-tiba saja aturan tersebut diubah sehingga sekarang seluruh tim yang berhasil melaju ke babak empat diberikan kesempatan untuk mengusulkan permohonannya. Hal ini menyinggung Indonesia serta Oman karena juga turut memasuki kompetisi calon tuan rumah.

Sebelum kontroversinya teratasi, AFC mengubah ketentuan lagi. Pemilihan tuan rumah kali ini didasarkan pada kedua tim dengan peringkat FIFA tertinggi. Akibatnya, Qatar dan Arab Saudi langsung lolos, mendorong keluar calon lain termasuk Indonesia yang telah lama menyatakan minatnya secara formal.

Keputusan ini pun mendapat sorotan tajam dari netizen dan penggemar sepak bola Asia, yang menilai proses pemilihan kurang transparan dan tidak konsisten. Tak sedikit yang menilai bahwa keuntungan sebagai tuan rumah tentu akan memberi Qatar dan Arab Saudi keunggulan tersendiri di tengah persaingan ketat enam tim yang tersisa.

Meski begitu, Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) memilih untuk bersikap profesional dan konstruktif dalam menanggapi hasil keputusan AFC. Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menyatakan bahwa pihaknya tetap menghormati keputusan tersebut dan berharap semua pertandingan di babak keempat berlangsung secara adil dan sportif.

"Kami menghormati dan menyambut baik keputusan AFC yang menunjuk Qatar dan Arab Saudi sebagai tuan rumah. Memang kedua negara memiliki infrastruktur sepak bola kelas dunia. Namun, saya minta agar semua laga berlangsung secara fair dan menjunjung tinggi sportivitas," ujar Erick.

Pria yang berperan sebagai Menteri BUMN tersebut menekankan bahwa tim nasional sepak bola Indonesia akan tetap disiapkan dengan maksimal, mencakup aspek-aspek seperti teknikal, strategis, dan psikologis. Dia juga meminta semua warga negara untuk terus menyokong semangat para pemain tim Nasional Indonesia atau skuad Garuda.

"Tidak peduli di mana kita bermain, semangat juang Garuda akan selalu dibawa ke lapangan. Kami ingin mengukir sejarah, dan itu dimulai dari kerja keras sejak hari ini," tambah Erick.

Sementara itu, AFC juga telah mengumumkan jadwal drawing pembagian grup yang akan dilangsungkan pada 17 Juli 2025. Berdasarkan peringkat FIFA terakhir yang dirilis pada 3 April, Qatar dan Arab Saudi berpotensi menempati pot 1. Irak dan Uni Emirat Arab diprediksi masuk pot 2, sementara Indonesia dan Oman kemungkinan berada di pot 3.

Namun posisi pot ini masih bisa berubah, mengingat update peringkat FIFA terbaru akan dirilis pada 10 Juli, hanya sepekan sebelum drawing dilakukan. Hasil pembaruan ranking tersebut bisa berpengaruh besar dalam menentukan lawan-lawan yang akan dihadapi setiap tim di babak keempat nanti.

Dengan berbagai drama yang menyertai penunjukan tuan rumah, tekanan kini beralih ke AFC untuk memastikan jalannya kompetisi tetap adil dan profesional. Bagi Timnas Indonesia, fase ini adalah tantangan sekaligus peluang emas untuk mengukir sejarah baru bermain di Piala Dunia untuk pertama kalinya.

No comments